A. Kutipan
1.
Pengertian
kutipan
Kutipan adalah pinjaman pendapat
dari seorang pengarang atau seseorang,
baik tulisan dalam buku,
majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, mau pun dalam bentuk lisan.
Kutipan bisa diartikan juga sebagai gagasan, ide, pendapat
yang diambil dari suatu sumber yang biasanya diambil dari media atau juga bisa
perkataan seorang tokoh. Proses pengambilan gagasan seperti ini disebut
mengutip.
Selain
itu kutipan juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain
ekspresi, terutama bagian dari karya seni seperti contoh : unsur-unsur sebuah
lukisan, adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi musik. Biasanya
kegiatan mengutip juga bisa dilakukan dengan mengambilnya dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
2.
Prinsip dalam mengutip
Ada beberapa prinsip yang
harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :
a. Jangan mengadakan
perubahan.
b. Bila dalam teks asli ada
kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis dapat membuat catatan singkat dalam
tanda [sic!] disisipkan di belakang kata yang salah cetak itu.
c. Bila penulis terpaksa
harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus
dicetak lain – tebal, miring, atau renggang- dan diberi catatan kaki yang
menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks
asli.
d. Bila ingin menghilangkan
bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda titik-titik berspasi dalam tanda
[…].
e. Dijelaskan sumber
asalnya dengan format-format tertentu, antara lain dengan cara memberi nomor
dan catatan kaki.
3.
Tujuan pembuatan kutipan
Dalam
tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan
disertasi, kutipan adalah sumber
atau bisa disebut media untuk mengokohkan argumentasi dalam sebuah karangan.
Dengan menyisipkan salah satu kutipan maka seorang penulis tidak perlu
melakukan kegiatan untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan
kebenarannya oleh penulis lain. Namun seorang penulis harus memperhatikan hal-hal
berikut sebelum mengutip:
a. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu
perlu
b. Penulis
bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
c. Kutipan
dapat terkait dengan penemuan teori.
d. Jangan
terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung.
e. Penulis
mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsun.
f. Perhatikan
teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.
4.
Fungsi kutipan
Kutipan
memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
a.
kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
b.
Menunjukkan kecermatan yang lebih
akurat.
c.
Memudahkan penilaian penggunaan sumber
dana.
d.
Memudahkan pembedaan data pustaka dan
ketergantungan tambahan.
e.
Mencegah pengulangan penulisan data
pustaka.
f.
Meningkatkan estetika penulisan.
g.
Memudahkan peninjauan kembali penggunaan
referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data
pustaka
5.
Jenis kutipan
Dibawah
ini beberapa jenis kutipan, yang antara lain :
a.
Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang
sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada perubahan. Kalau ada hal yang
dinilai salah / meragukan, kita beri tanda ( sic! ), yang artinya kita sekedar
mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.
Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf capital,garis bawah,
atau huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, misalnya [ huruf miring
dari pengutip ], [ ejaan yang disesuaikan dengan EYD ], dll. Bila dalam kutipan
terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, harus
digunakan huruf siku [….].
Cara penulisannya sebagai berikut :
1.
Kutipan
yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks,
-
Diketik seperti ketikan teks
-
Diawali dan diakhiri dengan tanda
(“)
-
Sumber rujukan ditulis langsung
sebelum atau sesudah teks kutipan
2.
Kutipan
yang terdiri dari empat baris atau lebih,
-
Diketik satu spasi
-
Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
-
Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
Cara Mengutip:
1.
Kutipan yang kurang dari lima baris
Kutipan diintegrasikan dengan teks,
jarak antar baris kutipsn dua spasi, kutipan diapit dengan tanda kutip , sesudah
kutipan selesai langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kururng ditulid
sumber dari mana kutipam itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama
keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
Contoh:
Dalam Pedoman Ejaan
yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini agar ejaannya hanya diubah sepenuhnya
sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya."
1Dendy Sugono (Penangg.Jwb.), Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, (Jakarta:Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional,
2004 ), hlm.23
2.
Kutipan langsung yang lebih lima baris
Kutipan dipisahkan dari teks sejarak
tiga spasi, jarak antar baris kutipan satu spasi, kutipan dimasukkan 5-7
ketukan, sesuai dengan alinea teks, pengarang atau pengutip. Bila kutipan
dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7
ketukan, kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip di
belakang kutipan diberi sumber kutipan {seperti pada Contoh:
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa:
Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah
dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa
dan perumus dengan taat atas harus
menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau perusak.2Ketaatasasan
ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara konsisten
sehingga menghasilakan ekspresi pemikiran yang objektif.
2 Moeliono,Anton M. (Ed), Tata Bahasa
Baku Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998), h. 13.
b. Kutipan tidak langsung
Mengambil ide dari suatu sumber dan
menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri. Penulis dintegrasikan
kedalam teks, tidak dapat diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak
mengubah isi atau ide penulis asli. Penulisan disertai pustaka sumber yang
dikutip, dapat berupa catatan kaki atau daftar pustaka dalam teks. Cara
menyandur ada dua macam yaitu:
1. Cara pertama meringkas: yaitu menyajikan
suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas.
Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata,
memudahkan pemahaman naskah asli, dan meperkuat pembuktian.
Contoh:
Direktur strategi bisnis melaporkan kinerjanya dengan tema upaya memecahkan
masalah perusahaan, PT Exelco, yang cenderung merugi. PT Exelco pembuat
perlengkapan kamar mandi modern dihadapkan pada pilihan meminjam uang di bank
untuk pembenahan sistem produksi dan manajemen atau menjual perusahaan dengan
harga yang relatif rendah. Kajian
analisis, pilihan pertama menjual
perusahaan yang berarti kerugian, mengingat produk perusahaan sudah mencapai 20
persen di Asia, 5 persen di Eropa, dan 2 persen di Amerika. Masalahnya produk
terbatas karena ketinggalan teknologi dan mekanisme manajemen yang tidak
efisien. Pilihan kedua, meminjam
modal di bank sebesar lima milyar rupiah dengan perincian untuk pembenahan
teknologi produksi sebesar empat miyar rupiah dan sisanya untuk pembenahan
manajemen dan reikutmen tenaga ahli potensial. Cara ini lebih menguntungkan.
Kesimpulan: pilihan kedua.3
3Direktur Strategi Bisnis, Laporan pertanggungjawaban Strategi Bisnis,
(Jakarta: PT Wringin,2002), h. 1-20.
2. Cara kedua ikhtisar:
yaitu menyajikan suattu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak
dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutn, tidak menyajikan
keseluruhan isi, langsung kepada inti pembahasan yang terkait dengan masalah
yang hendak dipecahkan. Ikhtisar memerlukan ilustri untuk menjelaskan inti
persoalan. Pengetikan: spasi, huruf, dan margin sama dengan teks.
Contoh:
Setelah
melakukan kajian yanm mendalam laporan Direktur Bisnis PT Exelxoo, Direktur
Utama beserta para pemegang saham memutuskan kebijakan bisnis yang ebih
menguntungkan yaitu meminjam modal di bank untuk pembenahan teknologi produksi
dan system manajemen.4
4Direktur Strategi Bisnis, Ibid., hlm 15.
3.
Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip,
dikutip seperti dalam teks asli.
4.
Kutipan atas ucapan lisan.
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara
seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebaga kutipan langsung atau
kutipan tidak langsung.
5.
Kutipan
dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan
terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara:
a.
bila
kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda
b.
bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal,
kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli
memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
6.
Kutipan langsung dari materi
Kutipan langsung dimulai dengan
materi kutipan hingga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau
titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara. Contoh:
Jelas,kata Prof. Haryati, kosa kata
bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.
Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya
dimasukkan dalam lampiran.
B. Catatan kaki
Catatan kaki, atau dikenal dengan istilah footnote adalah
keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari
teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh
karakter).
1. Pengertian
catatan kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di
bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa
digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan
atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.
2. Fungsi catatan kaki ( footnote )
§ Untuk menunjukkan atau menguatkan
evidensi atau pembuktian semua pernyataan dan keterangan tentang sesuatu yang
harus dikuatkan penjelasannya. Keterangan pada footnote adalah menunjukkan
tempat dimana evidensi tersebut dipakai.
§ Menunjukkan
adanya peminjaman atau pengembalian dari bahab yang digunakan (untuk
fakta- fakta yang bersifat umum tidak perlu diberi footnote).
§ Untuk memperluas diskusi suatu
masalah tertentu diluar konteks dan teks.
§ Untuk memberikan keterangan atau
petunjuk. Misalnya, untuk menunjukkan bahan dalam lampiran, atau persoalan –
persoalan yang sudah dibahas dalam halaman, sub-bab, atau bab dalam karya
ilmiah yang bersangkutan.
3.
Unsur
- unsur catatan kaki
a. Nama penulis / pengarang, penerjemah, dan editor
penulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan. Untuk penulis yang bukan penulis asli
tetap dicantumkan seperti penulis asli, dengan tambahan keterangan di belakang
nama tersebut, seperti penyusun, penyadur, penerjemah, dan editor.
b. Judil buku/tulisan ditulis
selengkap- lengkapnya, hruf pertama judul dengan besar kecuali kata sambung dan
kata depan.
c. Tahun penertiban, tahun sumber kutipan
atau referensi diterbitkan atau dipublikasikan.
d. Nomor halaman, dalam footnote –
nomor halaman disingkat “hal” kemudian diikuti dengan nomor halaman yang
dikutip dengan sela satu ketukan.
4. Penulisan catatan kaki
a. 1William N. dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj.
Mujahir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), h. 20-23.
b. 2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul
Imam, ( Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), h. 1- 40
c. Menggunakan Ibid ( ibidium )
Ibid merupakan ditempat yang sama dengan
diatasnya, ibid ditulis dibawah catatan kaki yang mendahuluinya, ibid tidak
dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya, ibid diketik
atau ditulis dengan huruf capital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri
titik, apabila referensi berikutnya berasal dari kata jilid atau halaman lain,
urutan penulisan: ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh:
- 1Peg C.Neuhauser, Legenda Manfaatnya bagi
Perusahaan, terj.Teguh Raharja, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo,
1994),h.13-34.
2Ibid
3Ibid, h.53-62.
4Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung Mizan, 2002), hlm. 109-130.
5Ibid, h. 133-145.
6Jeff Madura, Pengantar Bisnis terj.
Saroyini W.R. Salib, ( Jakarta, Salemba Empat ),h. 2-11.
7Ibid.
8Ibid.12
d. Menggunakan Op.Cit. ( Opera citato )
Op. cit singkatan kata Opera citato
berarti dalam karya yang telah disebut, merujuk buku sumber yang telah
disebutkan dan diselingi sumber lain, ditulis dengan huruf capital pada awal
suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti, dan urutan penulisan: nama
pengarang, nama panggilan nama family, op.cit. nama buku, halaman.
Contoh :
1Satjipto Rahardjo,Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung:Alumni,1976),h.
111.
2Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
2Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj. Basyarah
Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), h. 63-87.
4Rahardjo, op.cit., h. 125.
5Goleman, op.cit.
6DePorter & Mike Hernacki, op.cit, 203-238.
e. Menggunakan Loc.cit. (loco citato)
Loc.cit singkatan Loco Citato, berarti ditempat yang telah disebutkan, merujuk sumber
data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai,jurnal,ensiklopedi, atau
majalah; dan telah di selilingi sumber lain. Kutipan bersumber pada halaman
yang sama kata loc.cit tidak diikuti
nomor halaman, jika halaman berbeda kata loc.cit
diikuti nomor halaman, dan menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contoh:
1Sarwiji
Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,” Kongres
Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 1-15.
2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj.
Nurum Imm, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), h.1-40.
3Suwandi, loc.cit.
4Adnan Buyung
Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertanahan dan Permukiman di Kota
Besar,” dalam Eko Budihardjo, Sejumlah
Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni,1992),
4Suwandi, loc.cit.
5Nasution, loc.cit.
C.
Daftar pustaka
1. Pengertian
Daftar Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daftar pustaka adalah tulisan yang tersusun di
akhir sebuah karya ilmiah atau tulis, atau buku dan disusun berdasarkan
abjad yang mencantumkan judul buku, nama
penulis, penerbit, tahun penerbit sebagai sumber atau dasar rujukan seorang
penulis.
Melalui daftar
pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber as linya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber
itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah
bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu
pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi
itu.
2.
Fungsi
Daftar Pustaka
Daftar pustaka mempunyai beberapa
fungsi, antara lain ;
a. Memberikan informasi bahwa
pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan
dengan pemikiran orang lain.
b. Apabila pembaca menginginkan
mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi
yang menjadi sumber kutipan.
c. Memberikan apresiasi atau
penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan
karya tulis yang kita selesaikan.
d. Menjaga profesionalitas penulis
terhadap karya tulis yang telah dia buat.
3. Unsur-unsur
Daftar Pustaka
Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka,
yaitu :
a. Nama pengarang, yang dikutip secara
lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul
tambahannya.
c. Data publikasi, nama penerbit,
tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula
judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,jilid,nomor, dan tahun.
5. Penulisan
Daftar Pustaka
a. Daftar
pustaka disusun menurut abjad pengarang, tanpa nomor urut
b. Judul
buku dicetak miring
c. Jarak
antara butir buku dua spasi
d. Jarak
dalam butir pustaka satu spasi
6.
Perhatikan contoh-contoh di bawah ini,
a.
Satu pengarang
-
Munandar, Utami, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta,1999.
-
Rook, George M, Paragraf Power, Communicating Ideas Through Paragraph, New York:
Pearson Education,2000.
-
Sukardi, Dewa Ketut, Pengentar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,2000.
b.
Dua Pengarang
-
Allen, Edward David, and Rebecca M.
Valette, Classroom Technique: Foreign
Language and English as a second Language, New York: har-court javanich,
Inc., 1977.
-
Arifin, E.Z. dan S.A. Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta:
Akademika Presendo,1999.
-
Crow, Lester and Alice Crow, Educational Psychlogy, New York:
American Book Company, 1999.
Catatan :
Penulis dua
pengarang atau lebih, nama penulis pertama dibalik, penulis kedua dan
seterusnya tidak dibalik.
c.
Tiga Pengarang
-
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan
Sakura H. Ridwan, Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga,1999.
-
Atosokhi, Antonius, Antonina Panca Yuni
Wulandari, dan Yohanes Babasari, Character
Building II Relasi Dengan Sesama, Jakarta: Elex Media Komputindo,2003.
-
Gibson, Ivancevich, and Donelly, Organisasi Edisi ke-8, Nunuk Adiarni,
Jakarta: Bina Aksara,1997.
d.
Lebih dari Tiga Pengarang
-
Canfield, Jack, Mark Victor Hansen,
Jannifer Read Hawthorne, Marci Shimoff, Chicken
Soup for the Women’s Soul, Anton MGS, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2000.
-
Keown, Arthur J, David F. Scott, Jr,
John D. Martin, J. William Petty, Basic
Financial Management, Chaerul D. Djakman, dan Dwi Sulistyorini, Jakarta:
Salemba Empat, 2000.
e.
Bersumber dari internet
-
Kumaidi.1998. “Pengukuran Bekal Awal
Belajar dan Pengembangan Tesnya.” Jurnal Ilmu Pendidikan, ( Online ), Jilid 5, No.
4, (http://www.Malagac.id,
diakses 20 Januari 2000)
-
Supriadi, Dedi. March 1, 1999.
“Restrucuring The Shool Book Pravison System in Indonesia: Some Recent Intratives.
Jurnal EPPA,(Online), Vol 7, No 7,
March 1, 1999, http://www.Epaa.asu.edu/education
policy anlysis archives.
f.
Jika penulis sebagai penyunting
-
Rubin, Joan dan Bjorn H. Jernudd (ed.).
1971. Can Language Be Planned? Honolulu: The University Press of Hawaii.
g. Jika
sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak
orang
-
Pujianto. 1984. “Etika Sosial dalam
Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan
Pembangunan. Malang: YP2LPM.
h. Jika
buku itu berupa edisi
-
Gabriell. 1970. Children Growing Up:
Development of Children’s Personality. (ed. 3). London: University of London
Press.
i.
Berupa skripsi, tesis, atau disertasi
-
Soelaeman, M.I. 1985. Suatu Upaya
Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan Dalam
Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
j.
Berupa publikasi departemen
-
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1998. Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana bantuan Operasional. Jakarta:
Depdikbud.
k. Berupa
Dokumen
-
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
1983. Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta:
Depdikbud.
l.
Berupa makalah
-
Kartadinata, S. 1989. “Kualifikasi
Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis “. Makalah pada
konvensi tujuh IPBI, Denpasar.
m. Berupa
surat kabar
-
Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu
Pendidikan Dengan Konsep Taqwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam
Arti Kualitaitf”. Pikiran rakyat (8 September 1986).
Tag :
Pendidikan
0 Komentar untuk "Makalah Pengertian kutipan"