Welcome to kopri PMII

Makalah Pengertian kutipan

A.    Kutipan
1.      Pengertian kutipan
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang,  baik    tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, mau pun dalam bentuk lisan. Kutipan bisa diartikan juga sebagai gagasan, ide, pendapat yang diambil dari suatu sumber yang biasanya diambil dari media atau juga bisa perkataan seorang tokoh. Proses pengambilan gagasan seperti ini disebut mengutip.
Selain itu kutipan juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain ekspresi, terutama bagian dari karya seni seperti contoh : unsur-unsur sebuah lukisan, adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi musik. Biasanya kegiatan mengutip juga bisa dilakukan dengan mengambilnya dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2.      Prinsip dalam mengutip
Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :
a.       Jangan mengadakan perubahan.
b.      Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis dapat membuat catatan singkat dalam tanda [sic!] disisipkan di belakang kata yang salah cetak itu.
c.       Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain – tebal, miring, atau renggang- dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
d.      Bila ingin menghilangkan bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda titik-titik berspasi dalam tanda […].
e.       Dijelaskan sumber asalnya dengan format-format tertentu, antara lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.

3.      Tujuan pembuatan kutipan
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi, kutipan adalah sumber atau bisa disebut media untuk mengokohkan argumentasi dalam sebuah karangan. Dengan menyisipkan salah satu kutipan maka seorang penulis tidak perlu melakukan kegiatan untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain. Namun seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut sebelum mengutip:
a.      Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
b.   Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
c.    Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
d.   Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung.
e.    Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsun.
f.    Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.

4.      Fungsi kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
a.       kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
b.      Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
c.       Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
d.      Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
e.       Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
f.       Meningkatkan estetika penulisan.
g.      Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka

5.      Jenis kutipan
Dibawah ini beberapa jenis kutipan, yang antara lain :
a.       Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada perubahan. Kalau ada hal yang dinilai salah / meragukan, kita beri tanda ( sic! ), yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf capital,garis bawah, atau huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, misalnya [ huruf miring dari pengutip ], [ ejaan yang disesuaikan dengan EYD ], dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, harus digunakan huruf siku [….].
Cara penulisannya sebagai berikut :
1.                     Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks,
-  Diketik seperti ketikan teks
-  Diawali dan diakhiri dengan tanda (“)
-  Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
2.         Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih,
-   Diketik satu spasi
-   Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
-   Sumber  rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
 Cara Mengutip:
1.          Kutipan yang kurang dari lima baris
Kutipan diintegrasikan dengan teks, jarak  antar baris kutipsn dua spasi,  kutipan diapit dengan tanda kutip , sesudah kutipan selesai langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kururng ditulid sumber dari mana kutipam itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman  tempat kutipan itu diambil.
Contoh:
Dalam Pedoman  Ejaan  yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsur  pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini  agar ejaannya hanya diubah sepenuhnya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya."
                                                          
1Dendy Sugono (Penangg.Jwb.), Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, (Jakarta:Pusat Bahasa, Departemen  Pendidikan Nasional, 2004 ), hlm.23

2.          Kutipan langsung yang lebih lima baris
Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi, jarak antar baris kutipan satu spasi, kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks, pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan, kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip di belakang kutipan diberi sumber kutipan {seperti pada Contoh:
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa:
Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat atas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau perusak.2Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara konsisten sehingga menghasilakan ekspresi pemikiran yang objektif.
                                               
2 Moeliono,Anton M. (Ed), Tata Bahasa Baku Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998), h. 13.
b.       Kutipan tidak langsung
Mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri. Penulis dintegrasikan kedalam teks, tidak dapat diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak mengubah isi atau ide penulis asli. Penulisan disertai pustaka sumber yang dikutip, dapat berupa catatan kaki atau daftar pustaka dalam teks. Cara menyandur ada dua macam yaitu:
1.      Cara pertama meringkas: yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan meperkuat pembuktian.
     Contoh:
           Direktur strategi bisnis  melaporkan kinerjanya dengan tema upaya memecahkan masalah perusahaan, PT Exelco, yang cenderung merugi. PT Exelco pembuat perlengkapan kamar mandi modern dihadapkan pada pilihan meminjam uang di bank untuk pembenahan sistem produksi dan manajemen atau menjual perusahaan dengan harga yang relatif rendah.  Kajian analisis, pilihan pertama menjual perusahaan yang berarti kerugian, mengingat produk perusahaan sudah mencapai 20 persen di Asia, 5 persen di Eropa, dan 2 persen di Amerika. Masalahnya produk terbatas karena ketinggalan teknologi dan mekanisme manajemen yang tidak efisien. Pilihan kedua, meminjam modal di bank sebesar lima milyar rupiah dengan perincian untuk pembenahan teknologi produksi sebesar empat miyar rupiah dan sisanya untuk pembenahan manajemen dan reikutmen tenaga ahli potensial. Cara ini lebih menguntungkan. Kesimpulan: pilihan kedua.3
                                                          
3Direktur Strategi Bisnis, Laporan pertanggungjawaban Strategi Bisnis, (Jakarta: PT Wringin,2002), h. 1-20.

2.    Cara kedua ikhtisar: yaitu menyajikan suattu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutn, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti pembahasan yang terkait dengan masalah yang hendak dipecahkan. Ikhtisar memerlukan ilustri untuk menjelaskan inti persoalan. Pengetikan: spasi, huruf, dan margin sama dengan teks.
Contoh:
              Setelah melakukan kajian yanm mendalam laporan Direktur Bisnis PT Exelxoo, Direktur Utama beserta para pemegang saham memutuskan kebijakan bisnis yang ebih menguntungkan yaitu meminjam modal di bank untuk pembenahan teknologi produksi dan system manajemen.4
                                               
4Direktur Strategi Bisnis, Ibid., hlm 15.
3.    Kutipan pada catatan kaki 
  Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu  singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4.   Kutipan  atas ucapan lisan.
  Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebaga kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
5.   Kutipan dalam kutipan
 Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara:
a.    bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda
b.    bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
6.    Kutipan langsung dari materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara. Contoh:
Jelas,kata Prof. Haryati, kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.
Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.

B.
 Catatan kaki
 Catatan kaki, atau dikenal dengan istilah footnote adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh karakter).

1.      Pengertian catatan kaki
         Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

2.      Fungsi catatan kaki ( footnote )
§  Untuk menunjukkan atau menguatkan evidensi atau pembuktian semua pernyataan dan keterangan tentang sesuatu yang harus dikuatkan penjelasannya. Keterangan pada footnote adalah menunjukkan tempat dimana evidensi tersebut dipakai.
§   Menunjukkan  adanya peminjaman atau pengembalian dari bahab yang digunakan (untuk fakta- fakta yang bersifat umum tidak perlu diberi footnote).
§  Untuk memperluas diskusi suatu masalah tertentu diluar konteks dan teks.
§  Untuk memberikan keterangan atau petunjuk. Misalnya, untuk menunjukkan bahan dalam lampiran, atau persoalan – persoalan yang sudah dibahas dalam halaman, sub-bab, atau bab dalam karya ilmiah yang bersangkutan.

3.         Unsur - unsur catatan kaki
a.    Nama  penulis / pengarang, penerjemah, dan editor penulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan. Untuk penulis yang bukan penulis asli tetap dicantumkan seperti penulis asli, dengan tambahan keterangan di belakang nama tersebut, seperti penyusun, penyadur, penerjemah, dan editor.
b.   Judil buku/tulisan ditulis selengkap- lengkapnya, hruf pertama judul dengan besar kecuali kata sambung dan kata depan.
c.    Tahun penertiban, tahun sumber kutipan atau referensi diterbitkan atau dipublikasikan.
d.   Nomor halaman, dalam footnote – nomor halaman disingkat “hal” kemudian diikuti dengan nomor halaman yang dikutip dengan sela satu ketukan.
4.      Penulisan catatan kaki
a.     1William N. dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), h. 20-23.
b.    2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, ( Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), h. 1- 40
c.     Menggunakan Ibid  ( ibidium )
       Ibid merupakan ditempat yang sama dengan diatasnya, ibid ditulis dibawah catatan kaki yang mendahuluinya, ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya, ibid diketik atau ditulis dengan huruf capital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik, apabila referensi berikutnya berasal dari kata jilid atau halaman lain, urutan penulisan: ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh:
-  1Peg C.Neuhauser, Legenda Manfaatnya bagi Perusahaan, terj.Teguh Raharja, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994),h.13-34.
2Ibid
3Ibid, h.53-62.
4Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung Mizan, 2002), hlm. 109-130.
5Ibid, h. 133-145.
6Jeff Madura, Pengantar Bisnis terj. Saroyini W.R. Salib, ( Jakarta, Salemba Empat ),h. 2-11.
 7Ibid.
 8Ibid.12
d.      Menggunakan Op.Cit. ( Opera citato )
         Op. cit singkatan kata Opera citato berarti dalam karya yang telah disebut, merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain, ditulis dengan huruf capital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti, dan urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama family, op.cit. nama buku, halaman.
Contoh :
1Satjipto Rahardjo,Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung:Alumni,1976),h. 111.
2Daniel Goleman, Emotional Inteligence (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
2Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj. Basyarah Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), h. 63-87.
4Rahardjo, op.cit., h. 125.
5Goleman, op.cit.
6DePorter & Mike Hernacki, op.cit, 203-238.
e.       Menggunakan Loc.cit. (loco citato)
         Loc.cit singkatan Loco Citato, berarti ditempat yang telah disebutkan, merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai,jurnal,ensiklopedi, atau majalah; dan telah di selilingi sumber lain. Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman, jika halaman berbeda kata loc.cit diikuti nomor halaman, dan menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contoh:
1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,” Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 1-15.
2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurum Imm, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), h.1-40.
3Suwandi, loc.cit.
4Adnan Buyung Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertanahan dan Permukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budihardjo, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni,1992),
4Suwandi, loc.cit.
5Nasution, loc.cit.

C. Daftar pustaka
1.      Pengertian Daftar Pustaka
        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  daftar pustaka adalah tulisan yang tersusun di akhir sebuah karya ilmiah atau tulis, atau buku dan disusun berdasarkan abjad  yang mencantumkan judul buku, nama penulis, penerbit, tahun penerbit sebagai sumber atau dasar rujukan seorang penulis.

        Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber as  linya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

2.      Fungsi Daftar Pustaka
Daftar pustaka mempunyai beberapa fungsi, antara lain ;
a.       Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b.      Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c.       Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d.      Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3.      Unsur-unsur Daftar Pustaka
           Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
a.      Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b.      Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c.      Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d.      Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,jilid,nomor, dan tahun.

5.      Penulisan Daftar Pustaka
a.      Daftar pustaka disusun menurut abjad pengarang, tanpa nomor urut
b.      Judul buku dicetak miring
c.      Jarak antara butir buku dua spasi
d.      Jarak dalam butir pustaka satu spasi
                                                                          
6.      Perhatikan contoh-contoh di bawah ini,
a.       Satu pengarang
-          Munandar, Utami, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta,1999.
-          Rook, George M, Paragraf Power, Communicating Ideas Through Paragraph, New York: Pearson Education,2000.
-          Sukardi, Dewa Ketut, Pengentar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,2000.
b.      Dua Pengarang
-          Allen, Edward David, and Rebecca M. Valette, Classroom Technique: Foreign Language and English as a second Language, New York: har-court javanich, Inc., 1977.
-          Arifin, E.Z. dan S.A. Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Presendo,1999.
-          Crow, Lester and Alice Crow, Educational Psychlogy, New York: American Book Company, 1999.

Catatan :
Penulis dua pengarang atau lebih, nama penulis pertama dibalik, penulis kedua dan seterusnya tidak dibalik.

c.       Tiga Pengarang
-          Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga,1999.
-          Atosokhi, Antonius, Antonina Panca Yuni Wulandari, dan Yohanes Babasari, Character Building II Relasi Dengan Sesama, Jakarta: Elex Media Komputindo,2003.
-          Gibson, Ivancevich, and Donelly, Organisasi Edisi ke-8, Nunuk Adiarni, Jakarta: Bina Aksara,1997.

d.      Lebih dari Tiga Pengarang
-          Canfield, Jack, Mark Victor Hansen, Jannifer Read Hawthorne, Marci Shimoff, Chicken Soup for the Women’s Soul, Anton MGS, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2000.
-          Keown, Arthur J, David F. Scott, Jr, John D. Martin, J. William Petty, Basic Financial Management, Chaerul D. Djakman, dan Dwi Sulistyorini, Jakarta: Salemba Empat, 2000.

e.       Bersumber dari internet
-          Kumaidi.1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.” Jurnal   Ilmu Pendidikan, ( Online ), Jilid 5, No. 4, (http://www.Malagac.id, diakses 20 Januari 2000)
-          Supriadi, Dedi. March 1, 1999. “Restrucuring The Shool Book Pravison System in Indonesia: Some Recent Intratives. Jurnal EPPA,(Online), Vol 7, No 7, March 1, 1999, http://www.Epaa.asu.edu/education policy anlysis archives.

f.       Jika penulis sebagai penyunting
-          Rubin, Joan dan Bjorn H. Jernudd (ed.). 1971. Can Language Be Planned? Honolulu: The University Press of Hawaii.
g.      Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang
-          Pujianto. 1984. “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM.

h.      Jika buku itu berupa edisi
-          Gabriell. 1970. Children Growing Up: Development of Children’s Personality. (ed. 3). London: University of London Press.

i.        Berupa skripsi, tesis, atau disertasi
-          Soelaeman, M.I. 1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan Dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP  Bandung: tidak  diterbitkan.

j.           Berupa publikasi departemen
-          Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.
k.      Berupa Dokumen
-          Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1983. Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud.
l.          Berupa makalah
-          Kartadinata, S. 1989. “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologis “. Makalah pada konvensi tujuh IPBI, Denpasar.
m.       Berupa surat kabar

-          Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu Pendidikan Dengan Konsep Taqwa dan Kecerdasan, Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitaitf”. Pikiran rakyat (8 September 1986).
Tag : Pendidikan
0 Komentar untuk "Makalah Pengertian kutipan"

Back To Top